POTENSI PERTANIAN DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI
POTENSI PERTANIAN DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI
oleh Prof. Dr. Ir. H. Suntoro Wongso Atmojo. MS., disampaikan dalam acara Dies Natalis XXX (LUSTRUM VI) universitas sebelas maretpada sidang senat terbukatanggal 11 maret 2006
Kelangkaan BBM yang kini terjadi hendaknya dijadikan momentum bagi pemerintah untuk menyiapkan kebijakan yang mendukung penggunaan bioetanol dan biodiesel. Pandangan terhadap penyediaan energi harus berubah arah, yang semula memburu energi (energy-hunting) dari energi fosil berubah ke upaya membudidayakan energi (energy-farming) dengan energi nabati. Biodiesel dan bioetanol nampaknya berpotensi untuk dikembangkan secara besar-besaran mengingat bahan bakunya kelapa sawit, jarak pagar dan singkong yang dapat dibudidayakan secara luas. Biodiesel dari kelapa sawit (CPO) nampaknya paling siap untuk dikembangkan sebagai sumber energi alternatif mengingat negara kita sebagai negara produsen kedua.
Minyak jarak (biodiesel) berpotensi dikembangkan di lahan kritis, sehingga akan memberikan keuntungan ganda antara lain menunjang usaha konservasi lahan, memberikan kesempatan kerja dan penghasilan petani, dan memberikan solusi pengadaan minyak bakar. Sementara bioetanol berpotensi dikembangkan pada daerah-daerah penghasil singkong yang tersebar di lahan kering kita. Untuk itulah perlu adanya kesungguhan dan komitmen dari pemerintah baik dari tingkat pusat hingga kabupaten untuk bersama-sama dengan dunia usaha dan masyarakat mengembangkan biodisel dan bioetanol…..[unduh]peran-pertanian-mengatasi-krisis-energi-4-_baru_